KEANEKARAGAMAN DAN
KLASIFIKASI HEWAN I
Crustacea Tinggi Ordo Euphausiacea dan Decapoda
Oleh :
Amirul Rosid
08008049
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Makalah ini penulis buat
untuk memenuhi tugas keanekaragaman dan klasifikasi hewan I, selain itu
juga memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa tentang hewan invertebrata khususnya filum Artrhopoda subordo
Natantia
Makalah ini disajikan secara sistematis
dan disertai dengan gambar-gambar sehingga mempermudah untuk mempelajarinya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada :
1. Bapak
R.B. Trijoko Wibowo,M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Keanekaragaman dan
Klasifikasi Hewan I
Semoga makalah yang penulis susun
ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Pendauluan
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri
dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal
seperti lobster, kepiting, udang, udang
karang, serta teritip. Mayoritas
merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan
kehidupan darat, seperti kepiting
darat.
Tubuh Crustacea terdiri atas
dua bagian, yaitu kepala dada
yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5
pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki
jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah.
Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya
terdapat ekor. Pada udang
betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan Crustacea dimulai dari mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus.
Sisa metabolisme akan diekskresikan melalui sel api. Sistem saraf Crustacea disebut
sebagai sistem saraf tangga tali, dimana ganglion kepala (otak)
terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan). Hewan-hewan Crustacea
bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem peredaran
darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran
darah terbuka. O2 masuk dari air ke
pembuluh insang, sedangkan CO2
berdifusi dengan arah berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh
tumbuh tanpa melalui pembuluh darah.
Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuhan berlangsung di dalam
tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.
1. Ordo Euphausiacea
Euphausiacea
atau
crustacea seperti udang laut adalah invertebrata kecil yang
ditemukan di semua samudra dalam jumlah besar. Ada begitu banyak krill
Antartika saja yang diperkirakan bahwa biomassa mereka adalah dua kali dari biomassa dari semua
manusia hidup di bumi. Mereka adalah
crustacea semi-transparan seperti udang kecil, sekitar 4-5 cm (2 ")
panjang ketika sudah dewasa, mereka dapat hidup sampai 6 tahun yang cukup luar
biasa mengingat berbagai macam binatang yang memakan mereka dalam jumlah besar.
Krill milik binatang yang membentuk zooplankton. Para "kebun
binatang" berarti bahwa mereka adalah binatang, "plankton"
berarti bahwa mereka mengapung di hulu kolom air dan pada belas kasihan dari
arus laut, mampu untuk mengubah posisi mereka di kolom air, tetapi tidak dapat
berenang
melawan arus atau bermigrasi dalam arti normal.
Phylum
|
:Arthropoda
|
Subphylum
|
:Crustacea
|
Class
|
:Malacostraca
|
Superorder
|
:Eucarida
|
Order
|
:Euphausiacea (krill)
|
KARAKTERISTIK
Euphausiida (krill) adalah holoplanktonic, Crustasea relatif besar.
Panjang dewasa 1 sampai 2 cm, tetapi ada beberapa dapat
mencapai 6 sampai 12 cm.
Chitinous
exoskeleton terdiri dari 3 bagian: Cephalon (kepala), dada dan perut.
Mempunyai 2 antena
Hidup Berkoloni
memiliki organ (photophores) yang memancarkan cahaya.
Fungsi yang tepat tidak diketahui; berpotensi untuk kawin, interaksi sosial
atau orientasi
Krill
adalah krustasea dan memiliki exoskeleton chitinous terdiri dari tiga segmen:
Cephalon (kepala), toraks, dan abdomen. Dua yang pertama segmen yang menyatu
menjadi satu segmen, cephalothorax. Ini shell luar krill adalah transparan pada
sebagian besar spesies. Krill fitur mata majemuk yang rumit, beberapa spesies
dapat beradaptasi dengan kondisi pencahayaan yang berbeda melalui penggunaan
pigmen skrining. Mereka memiliki dua antena dan beberapa pasang kaki
toraks disebut pereiopods atau thoracopods, dinamakan demikian karena mereka
melekat pada dada;. Mereka jumlah bervariasi antara genera dan spesies. Kaki
ini toraks termasuk makan kaki dan kaki perawatan. Selain itu semua spesies
memiliki kaki lima yang disebut pleopods berenang atau "swimmerets",
sangat mirip dengan orang-orang dari lobster lobster atau air tawar. Kebanyakan
krill sekitar 1-2 cm (0,4-0,8) panjang sebagai orang dewasa, beberapa spesies
tumbuh untuk ukuran pada urutan 6-15 cm (2,4-5,9 dalam). Spesies krill terbesar
adalah Thysanopoda Batipelagis spinicauda. Krill dapat dengan mudah dibedakan
dari krustasea lainnya seperti udang yang benar dengan insang eksternal mereka
terlihat. Krill insang terlihat secara eksternal.
Perilaku
musim
kawin adalah mekanisme defensif, membingungkan predator kecil yang ingin
memilih individu-individu tunggal. Krill biasanya mengikuti migrasi vertikal
diurnal. Sampai saat ini telah diasumsikan bahwa mereka menghabiskan hari di
kedalaman lebih besar dan meningkat pada malam ke permukaan. Telah ditemukan
bahwa semakin dalam mereka pergi, semakin mereka mengurangi aktivitas mereka,
tampaknya untuk mengurangi pertemuan dengan predator dan untuk menghemat
energi. Kemudian bekerja menyarankan bahwa aktivitas berenang di krill
bervariasi dengan kepenuhan perut. Hewan yang telah kenyang makan di permukaan
berenang kurang aktif dan untuk itu tenggelam di bawah lapisan campuran Ketika
mereka tenggelam mereka menghasilkan kotoran yang mungkin berarti bahwa mereka
memiliki peran penting dalam siklus karbon Antartika. Krill dengan perut kosong
ditemukan untuk berenang lebih aktif dan dengan demikian kepala terhadap
permukaan. Krill biasanya berenang dengan kecepatan 5-10 cm / s
(panjang tubuh 2-3 per detik), menggunakan swimmerets mereka untuk propulsi.
Migrasi mereka lebih besar tunduk pada arus di laut. Ketika dalam bahaya,
mereka menunjukkan reaksi melarikan diri disebut lobstering - menjentikkan
struktur ekor mereka, telson dan uropods, mereka bergerak mundur melalui air
relatif cepat, mencapai kecepatan di kisaran 10-27 panjang tubuh per detik,
yang untuk krill besar seperti E. superba berarti sekitar 0,8 m / s (3 ft / s).
kinerja renang mereka telah menyebabkan banyak peneliti untuk
mengklasifikasikan dewasa krill sebagai mikro-nektonic bentuk kehidupan, yaitu,
hewan kecil yang mampu gerak individu terhadap ( lemah) arus. Bentuk larva
krill umumnya dianggap zooplankton.
Manfaat
Ekologi
Krill merupakan elemen penting dari rantai makanan.
Antartika krill makan langsung pada fitoplankton, konversi energi produksi
primer menjadi bentuk yang sesuai untuk dikonsumsi oleh hewan yang lebih besar
yang tidak bisa makan secara langsung pada ganggang kecil. Beberapa spesies
seperti krill Utara memiliki keranjang penyaringan yang relatif kecil dan aktif
berburu copepoda dan zooplankton yang lebih besar Banyak hewan memakan krill, mulai dari hewan kecil seperti ikan
atau penguin untuk yang lebih besar seperti anjing laut dan bahkan paus baleen.
Layar besar migrasi harian vertikal, karena
menyediakan makanan bagi predator permukaan pada malam hari dan di perairan
yang lebih dalam pada siang hari Dianggap batu kunci spesies dekat bagian bawah
foodchain karena mereka memakan fitoplankton dan zooplankton.
Sebagai Penyedia makanan bagi predator.
Manfaat bagi manusia
minyak krill sebagai bahan
suplemen makanan
Sebagai sumber protein
hewan peliharaan
dipanen sebagai sumber makanan
bagi manusia (okiami)
siklus hidup
Siklus hidup umum krill telah menjadi subyek dari
beberapa penelitian (misalnya, Gurney, 1942 dan Mauchline & Fisher, 1969)
dilakukan pada berbagai spesies dan dengan demikian relatif dipahami dengan
baik, meskipun ada variasi kecil secara rinci dari spesies ke spesies. Setelah
menetas dari telur krill, mereka pergi melalui tahap larva yang disebut
nauplius beberapa, pseudometanauplius, metanauplius, calyptopsis, dan tahap
furcilia, yang masing-masing adalah sub-dibagi menjadi beberapa sub-tahapan.
Tahap pseudometanauplius adalah eksklusif untuk spesies yang bertelur di dalam
sebuah kantung ovigerous: yang disebut "kantung-petelur". Larva
tumbuh dan rontok beberapa kali ketika mereka mengembangkan, mencurahkan
eksoskeleton kaku mereka saat hal ini menjadi terlalu kecil dan tumbuh yang
baru. Hewan yang lebih kecil mabung lebih sering daripada yang lebih besar. Up
melalui tahap metanauplius, larva dipelihara oleh cadangan kuning telur dalam
tubuh mereka. Hanya dengan tahap diferensiasi calyptopsis telah berkembang
cukup jauh bagi mereka untuk mengembangkan mulut dan saluran pencernaan, dan
mereka mulai makan pada fitoplankton. Pada saat itu, larva harus telah mencapai
zona fotik, lapisan atas laut di mana ganggang berkembang, untuk cadangan
mereka kuning telah habis saat itu dan mereka akan kelaparan sebaliknya. Selama
tahap furcilia, segmen dengan pasang swimmerets ditambahkan, dimulai dari
segmen frontmost. Setiap pasangan yang baru menjadi fungsional hanya pada
rontok berikutnya. Jumlah segmen ditambahkan selama salah satu dari tahapan
furcilia dapat bervariasi bahkan dalam satu spesies tergantung pada kondisi
lingkungan Setelah tahap furcilia akhir, krill muncul dalam bentuk yang mirip
dengan orang dewasa, tetapi masih merupakan remaja yang belum matang. , bahwa
hanya kemudian berkembang dan matang gonad. Selama musim kawin, yang bervariasi
tergantung pada spesies dan iklim, deposito laki-laki karung sperma pada
pembukaan kelamin (bernama thelycum) dari betina. Para perempuan dapat membawa
beberapa ribu telur dalam ovarium mereka, yang kemudian dapat menjelaskan
sebanyak sepertiga dari massa tubuh hewan. Krill dapat memiliki merenung beberapa dalam satu musim,
dengan periode interbrood di urutan hari. Kepala krill perempuan
kantung-pemijahan spesies Nematoscelis difficilis dengan kantung anak-anaknya.
Telur-telur memiliki diameter 0,3-0,4 milimeter (0,012-0,016 dalam)
Sistem Pencernaan
Crustacea memiliki alat pencernaan yang
lengkap. Alat pencernaannya yaitu mulut yang terletak di bagian anterior,
esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini juga
memiliki kelenjar pencernaan atau hati di bagian chepalotoraks. Sisa hasil
metabolisme dibuang melalui anus, selain itu juga dibuang melalui alat ekskresi
yang disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
Crustacea memiliki cara makan yang beraneka
ragam yaitu dengan filter feeder, pemakan bangkai, herbivora, karnivora, dan
parasit. Filter feeder dalam menyaring air untuk mendapatkan makanan hal ini
menyebabkan mandibel (rahang) dan antenna akan berubah (berevolusi) sesuai
dengan fungsinya yaitu mulut untuk menyring air dan antenna untuk melacak
makanan pada air). Pada Crustacea pemakan bangkai, herbivore, dan
karnivora memiliki bagian tubuh yang berfungsi untuk mencengkram atau mengambil
makanan, misalya maksilla mandible yang berfungsi untuk memegang, menggigit,
dan menggiling makanan.
Biasanya Crustacea aktif di malam hari, pada waktu
itu mereka meninggalakan tempat persembunyiannya untuk mencari makanan. Jenis
yang hidup di perairan dangkal akan menuju terumbu karang, sedangkan yang hidup
di perairan agak dalam akan berkeliaran disekitar tempat persenmbunyiannya
untuk mencari makan.
Sistem Peredaran darah
Sistem peredaran darah pada Crustacea disebut sistem peredaran darah
terbuka (haemocoelic). Hal ini berarti bahwa darah beredar tanpa melalui pembuluh darah, sehingga
terjadi kontak langsung antara darah dan jaringan. Sistem peredaran darah ini
menyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena darah memenuhi celah antar jaringan
dan organ tubuh yang disebut homocoel (rongga tubuh yang dipenuhi darah).
Rongga tubuhnya hanya pada rongga ekskresi dan organ perkembangbiakan.
Letak jantung dari Crustacea biasanya terdapat di
bagian dorsal toraks atau di sepanjang badan. Darah keluar dari jantung melalui
sebuah aorta anterior, arteri abdomen posterior, beberapa arteri lateral dan
sebuah arteri ventral. Beberapa Crustacea tidak mempunyai sistem arteri.
Pada kebanyakan Malakostraca terdapat jantung tambahan (accessory heart)
atau pompa darah untuk menaikan tekanan darah.
Sistem
ekskresi
Organ ekskresi yang dimiliki oleh Crustacea berupa
kelenjar antenna atau kelenjar maksilla. Hasil buangannya berupa ammonia dan
sedikit urea serta asam urat selai itu terdapat banyak amina. Organ ekskresi Crustacea
terdiri atas sebuah kantong ujung dan saluran ekskresi yang berhubungan dengan
bladder. Kelenjar antenna dan kelenjar maksilla juga menjadi saluran pembuangan
sisa metabolisme, walaupun bukan sebagai saluran utama. Pada Crustacea
insang memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan kadar garam
dalam tubuh. Insang secara aktif mengarbsorbsi garam-garam dari lingkungannya.
Pada sumbu insang biasanya terdapat Mephrocyte atau sel yang mampu mengambil
dan mengumpulkan partikel buangan.
Sistem reproduksi
Kebanyakan Crustacea memiliki alat reproduksi yang
terpisah (dioceous) atau terdapat individu jantan dan betina, namun pada Crustacea
tingkat rendah ada yang bersifat hermaphrodit. Alat kelamin
betina terdapat pada pasangan kaki ketiga dan alat kelamin jantan terdapat pada
pasangan kaki kelima. Namun pada spesies tertentu ada yang belum dapat
diketahui perkembangbiakan dan perkelaminannya.
Gonad biasanya panjang dan sepasang
terletak dibagian dorsal toraks dan atau abdomen. Crustacea bereproduksi
dengan mengadakan kopulasi (pembuahan). Pada proses kopulasi tersebut individu
jantan biasanya memiliki apendiks yang dapat berfungsi untuk memegang betina. Individu jantan
akan meletakan massa spermatoforik di bagian sternum udang betina. Peletakan
massa spermatoforik tersebut berlangsung sebelum telur dikeluarkan. Pembuahan
terjadi saat telur yang dikeluarkan dari celah genital ditarik ke arah abdomen
oleh pasangan kaki kelima betina. Pada waktu telur tertarik ke abdomen, sperma
keluar dari massa spermatoforik yang tersobek sehingga terjadi pembuahan.
Pembuahan tersebut dapat terjadi secara
eksternal maupun internal. Hal ini tergantung pada sifat dari spermatoforiknya.
Jika spermatoforknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara eksternal.
Sedangkan spermatoforik yang bersifat cair memungkinkan untuk masuk ke dalam
oviduct (saluran telur) sehingga terjadi secara internal.
Telur yang sudah menetas akan menjadi
nauplius yang planktonis. Naulius tersebut mempunyai tiga pasang apendik yaitu
antenna pertama, antenna kedua dan mandibula; tubuh belum beruas-ruas; dibagian
anterior terdapat mata nauplius.
Sistem
Syaraf dan alat indra
Susunan saraf Crustacea adalah
tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat
peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang
bertangkai.
Alat indra terdiri atas mata majemuk,
bintik mata, statocyst, proproceptor, alat peraba dan chemoreceptor. Mata
majemuk terdapat pada hampir semua spesies dewasa, biasanya terletak pada ujung
tangkai yang dapat digerakkan tetapi adakalanya sessil. Crustacea dengan
mata majemuk yang berkembang baik mempunyai kemampuan untuk membedakan ukuran dan bentuk
tetapi ketajaman penglihatannya kecil dan gambarnya kasar.
Bintik mata selalu terletak digaris
menengah dan khusus terdapat pada stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai
4 ocelli berbentuk mangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Bintik
mata diperlukan hewan planktonik untuk menentukan lokasi permukaan air, dan
bagi hewan peliang untuk menentukan lokasi permukaan substrat. Statocyst hanya
terdapat pada beberapa kelompok Malakostraca. Sepasang statocyst biasa
terletak pada pangkaal antenul, uropod atau telson. Propioreceptor merupakan
alat indra otot, terdapat pada malacostraca terutama decapoda. Tiap organ
terdiri atas sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi spesial, berperan
membantu mengatur kedudukan apendik, semacam indra gerak yang dirangsang oleh
peregangan diantara sel otot, kontraksi otot diskitarnya. Alat peraba biasanya
membentuk bulu-bulu dan tersebar di berbagai tempat pada permukaan tubuh,
terutama apendik. Chemoreceptor merupakn alat indra untuk mendeteksi zat kimia,
terdapat pada kedua pasang antena dan apendik mulut . Esthetasc berbentuk
bulu-bulu indra yang panjang dan lembut merupakan chemoreseptor yang umum
terdapat kebanyakan crustacea.
Sistem pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas
dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas
dengan seluruh permukaan tubuhnya. Letak insang pada malacostraca biasanya
terbatas pada apendik thorax. Aliran air kearah insang umumnya dihasilkan dari
gerakan teratur sejumlah apendik. Oksigen dalam peredaran darah terdapat dalam
bentuk larutan sederhana atau terikat pada hemoglobin atau hemocyanin.
Hemocyanin hanya trrdapat pada malacostraca.Pigmen pernapasan larut dalam
plasma, tetapi adakalanya hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf,
bahkan dalam telur beberapa jenis Crustacea.
Gambar –gambar Euphausiacea
Euphausia superba
(Meganyctiphanes norvegica)
Nyctiphanes australis
2. ORDO
DECAPODA
Klasifikasi
Kerajaan :
Animalia
Class : Malacostraca
Subclass : Eumalacostraca
Superorder : Eucarida
Kata Decapoda, berasal dari kata Yunani
deka yang berarti 'sepuluh' dan Pous artinya 'kaki' digunakan untuk mengelompokkan berbagai akrab hewan laut seperti udang,lobster, udang karang, kepiting . Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka
mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5
pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga
Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh. Decapods adalah invertebrata bertelur, dengan jenis kelamin terpisah. Perubahan seks selama hidup individu merupakan
kejadian biasa dalam beberapa Dendrobranchiates. Decapods adalah poligini dan seksual
dimorfik. Laki-laki cenderung lebih besar secara fisik dan ini memungkinkan
kompetitif perilaku antara laki-laki untuk
akses perempuan.Wanita di otherhand yang selektif dalam memilih pasangan
mereka dan mendasarkan keputusan mereka pada kemampuan laki-laki untuk memperoleh sumber daya dan kemampuan laki-laki
mendominasi laki-laki lain. Decapoda
mengalami pembelahan holoblastic lengkap. Karena spiral berkaki
sepuluh holoblastic berlayar padanya dari sel,
mereka memiliki khas yaitu telur lebih besar daripada Crustacea lain, bersama
dengan massa kuning telur yang lebih
besar, pembelahan intralecithal, blastoderm pembentukan dan pengembangan
kemudian epimorphic.
1.
Makan dan Cara Makan
Kebanyakan decapoda adalah karnivora, namun beberapa jenis
hidup sebagai
omnivor, herbivor atau pemakan sampah. Jenis herbivor termasuk yang diair tawar
dan darat juga memakan bangkai.Mangsa atau makanan ditangkap atau dipegang
dengan cheliped,kemudian dipindahkan ke
maksiliped yang menyalurkan ke mulut. Mulut terletak agak ke ventral dan
dilengkapi (dilindungi, ditutupi) beberapa pasang apendik yang letaknya
tumpang tindih. Maksiliped ke-3 merupakan bagian terluar dan adakalanya menutup
apendik-apendik yang lain. Kepiting porselen, Petrolisthes
eriomerus, beberapa jenis kelomang dan beberapa
jenis decapoda lainnya merupakan pemakan detritus-scavenger. Spesies penghuni lubang,
Callianassa penyaring plankton dan detritus dengan chalipedyang berbulu
lebat. Ada pula yang jenis filter feeder.
2.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esofagus, lambung
kardiak yang besar,
lambung pilorik yang kecil, usus yang panjang dan anus dibagian ventral
telson..
1
= Cangkang kepala, 2 = Cucuk kepala, 3 = Mata, 4 = Sungut kecil (antennulus), 5
= Kepet kepala (sisik sungut), 6 =
Sungut, 7 = Alat-alat pembantu rahang (maxilipied), 8 = Kaki jalan (periopoda,
5 pasang), 9 = Kaki renang (pleopoda, 5 pasang), 10 = Ekor kipas (uropoda), 11
= Ujung ekor (telson), 12 = Kerongkongan, 13 = Perut, 14 = Hati, 15 = Usus, 16 = Dubur.
3.
Sistem Pernapasan dan Peredaran Darah
Decapoda
bernapas dengan insang yang terletak ditiap sisi ruas thorax.Pada semua
decapoda, air keluar melalui tepi karapas di anterior kepala, namun air masuk
sedikit bervariasi. Pada natantia, air masuk melalui berbagai sisi ventral dan
posterior tepi karapas. Pada udang karang, jenis Macrura, air masuk dari
tepi posterior tepi karapas dan sekitar pangkal kaki jalan karena tepi
karapas dibagianventral melekat lebih rapat daripada tepi karapas natantia.
Pada jenis kepiting air masuk terbatas dari sekitar pangkal karapas
cheliped .Dalam tiap sumbu insang terdapat saluran darah masuk dan saluran
darah keluar. Darah dari saluran darah masuk mengalir ketiap filamen atau
lamella insang, dan kembali ke saluran darah keluar. Pada jenis kepiting, darah
dalam lamela mengalir melalui sinus darah
yang lembut. Darah decapoda mengandung pigmen pernapasan hemocyanin yang larut dalam
plasma darah. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi saat air mengalir melalui filamen
atau lamela insang. Jantung berbentuk persegi terletak dibagian dorsal thorax
dan mempunyai 3 pasang ostia. Darah keluar dari jantung melalui 5 buah arteri
anterior dan sebuah arteri abdomen di posterior. Disamping itu terdapat sebuah
arteri sternum yang keluar dari posterior jantung atau dari pangkal arteri
abdomen. Arteri sternum turun ke ventral melalui salah satu sisi
saluran pencernaan dan diantara benang saraf ventral, kemudian terbagi 2
menjadi arteri subneuron anterior dan arteri subneuron posterior. Masing-masing
arteri tersebut memasok darah ke sinus darah dalam berbagai organ tubuh.
Selanjutnya darah dari sinus-sinus tersebut dikumpulkan dalam sebuah sinus
sternum yang besar dibagian ventral thorax, kemudian darah mengalir ke
insang melalui saluran darah masuk – larnea insang – saluran darah keluar,
kembali ke jantung melalui sinus perikardium dan ostia.
Ket
: merah
: sistem peredaran darah
Hijau :
sistem pencernaan
Kuning :
sistem syaraf
Pink :
sistem reproduksi
4.
Sistem Saraf dan Alat Indera
Sistem
saraf ganglia, terdiri atas supra esofagus (otak) di kepala
yang berhubungan dengan saraf ke mata, antena dan sepasang saraf
mengelilingiesofagus, dan selanjutnya berhubungan dengan benang saraf ventral.
Indera pada decapoda lebih sempurna dari pada crustacea lainnya, sehingga
memungkinkan decapoda untuk menjajaki
keadaan lingkungannya secara berkesinambungan,misalnya untuk menentukan tempat
berlindung, mencari makan atau pasangan,menghindar dari predator atau
lingkungan yang tidak nyaman.Alat peraba yang peka antara lain capit,
bagian-bagian mulut, bagianventral abdomen dan tepi telson. Pada tempat
tersebut terdapat bulu-bulu perabayang halus yang berhubungan dengan saraf
indera di bawah kutikula. Indera perasa dan penciuman terdapat pada
bulu-bulu halus di antena pertama, ujunga antena ke-2, bagian-bagian mulut dan
ujung capit (chelae).Mata majemuk terdiri atas 2.500 facet mikroskopit,
terdapat pada 2 sampai 3 ruas tungkai mata. Segala objek yang diterima mata,
tampak seperti gambar mozaik. Beberapa jenis decapoda buta terutama
spesies laut dalam dan spesies yang tinggal
dalam gua bawah tanah.Luminescence terdapat pada beberapa spesies dari
17 genera udang, antaralain
Sergestes challengeri. Beberapa jenis udang laut dalam mengeluarkan sekresi
seperti kabut cahaya dalam air.
5.
Reproduksi dan Perkembangan
Decapoda
dioecious, terjadi kopulasi, beberapa jenis membentuk spermatofora dan
betina mempunyai seminal receptacle. Sepasang testis atau ovari terletak dalam
thorax, dan memanjang sampai bagian anterior abdomen.Banyak decapoda
memperlihatkan perbedaan jenis jantan dan betina, misalnyahewan jantan lebih
kecil daripada yang betina, atau salah satu capit pada jantan besar sekali
sedangkan pada betina capitnya kecil, atau jantan mempunyai warna lebih indah.Pada beberapa jenis penaeid
yang tidak mengerami telur dan udang.Sergestes telur menetas menjadi larva
nauplius, meta nauplius atau protozoea. Namun pada kebanyakan decapoda
laut, telur menetas menjadi protozoea atauzoea. Tergantung habitatnya,
reproduksi dan daur hidup decapoda sangat beranekaragam. Berikut ini disajikan
reproduksi daur hidup beberapa jenis decapoda yang banyak dikenal. Jenis udang dari famili Penaeidae dalam
daur hidupnya melakukan migrasi. Udang dewasa bertelur di laut. Telur dilepas
ke air dan menjadi larva nauplius yang hidup sebagai plankton dan akan menuju
tepi pantai. Dalam perjalanannya
menuju tepi pantai, nauplius mengalami metamorfosa menjadi protozoea,
zoea, mysis dan post larva.Pada musim tertentu, udang stadia mysis atau post
larva dalam jumlah sangat banyak bersama air pasang memasuki muara sungai,
hutan bakau dan tambak ikan atau tambak udang melalui pintu tambak. Daerah
tersebu t merupakan nursery ground bagi anak udang sampai stadia juvenil. Pada
akhir stadia juvenile atau menjelang
dewasa, udang akan kembali ke laut untuk bertelur.Udang
galah,Macrobrachium rosen bergii dewasa
mengerami telur pada pleopod. Sebelum telur menetas, udang betina
akan pergi ke muara sungai, tepi pantai dan perairan payau. Telur menetas
menjadi larva stadium mysis di air tawar atau air payau. Bila dalam waktu
4-5 hari mysis tidak mencapai air payau, akan mati. Muara sungai, tepi pantai
dan perairan payau merupakan daerah pembesaran(nursey ground) bagi mysis yang
planktonik sampai mencapai stadium juvenilyang
bersifat benthik. Stadium juvenil akan melakukan migrasi ke hulu sungai, keair
tawar dan tinggal di perairan tawar sampai dewasa. Udang galah disebut juga giant river prawn. Jantan mencapai panjang 25 cm
dan betina 15 cm. Banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis di
wilayah Indo Pasifik.Bentuk zoea kepiting
mudah dikenal karena mempunyai duri rostrum yang sangat panjang dan
adakalanya terdapat sepasang duri lateral pada tepi posterior karapas.
Larva zoea sebanyak 4 instar kemudian menjadi larva megapola yang mempunyai karapas lebar dan 5 pasang apendik
thorax tetapi tidak mempunyaiduri panjang. Stadia zoea menjadi megapola
berenang bebas sebagai plankton,kemudian megapola akan turun ke dasar
perairan dan berganti kulit menjadi kepiting
muda dengan bentuk karapas lebih besar dan abdomen melipat kebawah thorax,
dan menjadi benthos sperti yang dewasa.
6.
Nilai Ekonomis
Berbagai
jenis decapoda seperti udang, kepiting dan udang karang mempunyai nilai niaga yang tinggi. Bahkan sejak tahun 1980 udang windu, Penaus
monodon merupakan komoditi ekspor Indonesia dan dibudidayakan dalam tambak.
Udang ronggeng dan kepiting kelapa juga digemari banyak orang dansudah masuk
rumah makan. Udang rebon, ordo Mysidacea, merupakan bahan baku pembuatan
terasi, dan juga diperdagangkan sebagai rebon kering asin.Semua ini memberi mata pencaharian bagi nelayan,
penangkap, pedagang pengumpul, pengangkutan dan rumah makan. Selain
itu decapoda juga ada yang merugikan seperti kepiting air tawar dari family Potamonidae adapkali merusak benih padi di sawah.
Ordo decapoda terdiri dari beberapa kelas, antara
lain:
1.
Caridea
Caridea adalah udang yang dapat ditemukan secara luas baik di perairan
laut maupun perairan tawar, merupakan
penghuni umum dari terumbu karang dan terumbu tiram. Hidup di perairan tropis
yang suhunya relatif sama, habitat yang disenangi terutama didasar perairan
yang terdiri dari pasir bercampur lumpur halus. Daerah penyebaran udang caridea ini di
perairan selatan jawa. Dengan luas pada kisaran 200 – 100 m dengan pemusatan
penyebaran udang pada kedalaman antara 400 – 500 m.
Kalsifikasi dari udang Caridea ini adalah sebagai berikut :
Kerajaan:
Animalia
Filum: Arthropoda
Upafilum: Crustacea
Filum: Arthropoda
Upafilum: Crustacea
Kelas:
Malacostraca
Ordo: Decapoda
Upaordo: Pleocyemata
Infraordo: Caridea
Upaordo: Pleocyemata
Infraordo: Caridea
Ciri khusus dari udang Caridea adalah pada badan udang terdiri atas
3 bagian, yaitu kepala dan dada(cephalothorax), badan yang
bersegmen-segmen (abdomen), serta ekor (uropoda).
Cephalothorax di bungkus oleh kulit keras. Di bagian depan kepala,
terdapat suatu lempengan karapas yang bergerigi, disebut rostrum. Pada rostrum bagian
atas, terdapat duri 11-13 buah dan di bagian bawah rostrum 8-14
buah. Pada bagian cephalothorax juga terdapat lima pasang kaki
jalan. Pada udang jantan sepasang “kaki jalan kedua” tumbuh panjang .
Panjangnya dapat mencapai 1,5 kali panjang badannya. Pada udang betina, kaki
tersebut relative kecil agak melebar dan membentuk ruang untuk mengerami
telur (broodchamber). Kaki renang udang tersebut terdapat dibagian bawah abdomen, jumlahnya
lima pasang. Selain
untuk berenang, kaki renang pada udang betina juga berfungsi sebagai tempat
menempelkan telur-telur.
fertilisasi secara eksternal, memiliki
karapas yang sangat kecil untuk membungkus kepala dan dada memiliki otot perut untuk
berenang, memiiki
exoskeleton tipis untuk menjaga berat badan agar tetap ringan , memiliki capit
asimetris, yang lebih besar dari yang biasanya yang mampu menghasilkan suara
gertakan keras , tumbuh hanya 1-2 inci (3-5 cm), serta memiliki mata majemuk.
Pada udang jantan dapat
mencapai ukuran yang lebih besar daripada udang betina. Pasangan kaki jalan
yang kedua tumbuh sangat besar dan kuat, bahkan sampai 1,5 x panjang total
badannya. Bagian
perut lebih ramping, ukuran pleuron lebih pendek. Alat
kelamin terletak pada basis pasangan kaki jalan kelima, dimana pasangan kaki
ini terlihat lebih rapat dan lunak. Appendix masculine terletak pada pasangan
kaki renang kedua yang merupakan cabang ketiga dari kaki renang tersebut. Sedangkan pada udang betina ukuran tubuh
biasanya lebih kecil daripada udang jantan. Pasangan
kaki jalan kedua tetap tumbuh lebih besar, namun tidak begitu besar dan kuat
seperti pada udang jantan. Bagian perut tumbuh melebar, pleuron memanjang
sehingga ruangan pada bagian ini lebih dalam. Bersama-sama dengan kaki renang,
ruangan ini merupakan tempat pengeraman telur, sehingga secara keseluruhan
bentuk tubuhnya membesar pada bagian perut. Alat kelamin betina terletak pada
dangkal pasangan kaki jalan ketiga, merupakan suatu sumuran (lubang) yang
disebut “thelicum”. Jarak antara pangkal pasangan kaki jalan kiri dan kanan
setiap pasangan terlihat lebih lebar yang memungkinkan telur dapat berjalan
kearah perut.
Karakter larva pada udang caridea karapas
dan perut biasanya tanpa banyak duri. Posterolateral margin dari carapace
mulus, tidak diproduksi posterior sebagai duri dan jarang tumpang tindih lebih
dari somite perut 1. Perut
pada larva pertengahan dan akhir dengan pleura dari somite 2 tumpang tindih
orang-orang dari somit 1 dan 3. Antennal
exopod unsegmented atau dalam larva awal
semented dekat ujung distal saja. Hadir
Maxillipeds 1-3 dan dengan exopod yg berenang fungsional dari menetas (kecuali
dalam beberapa spesies dengan pengembangan disingkat); endopod dari maxilliped
1 lebih pendek dari 2 maxilliped yang lebih pendek dari maxilliped 3; dasar
maxilliped 1 luas dan diratakan, dengan endopod di margin distal. Telson dorsoventrally
diratakan; biasanya segitiga pada larva awal dan sejajar sisi atau meruncing
pada larva pertengahan dan akhir, seta 2 tidak dikurangi untuk rambut kecil.
Sifat dan tingkah laku
Salah satu sifat yang penting perlu
kita pertahankan adalah sifat nocturnal, yaitu sifat binatang yang
aktif mencari makan pada waktu malam. Dalam keadaan normal yaitu apabila
keadaan lingkungannya cukup baik, udang jarang sekali menampakkan diri pada
waktu siang hari. Apabila dalam suatu tambak udang nampak aktif bergerak pada
waktu siang ini menunjukkan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Mungkin karena makannya kurang, kadar garam meningkat, suhu air meningkat,
oksigen kurang, ataupun senyawa-senyawa beracun seperti asam sulfida (H2S),
zat asam arang (CO2), amoniak (NH3) dan lain-lain.
Sistem syaraf
Salah
satu sifat yang penting perlu kita pertahankanadalah sifat nocturnal, yaitu
sifat binatang yang aktif mencari makan pada waktu malam. Dalam keadaan normal
yaitu apabila keadaan lingkungannya cukup baik, udang jarang sekali menampakkan
diri pada waktu siang hari. Apabila dalam suatu tambak udang nampak aktif
bergerak pada waktu siang ini menunjukkan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang
tidak beres. Mungkin karena makannya kurang, kadar garam meningkat, suhu air
meningkat, oksigen kurang, ataupun senyawa-senyawa beracun seperti asam sulfida
(H2S), zat asam arang (CO2), amoniak (NH3) dan
lain-lain.
Siklus Hidup
Udang ini mempunyai dua habitat
dalam siklus hidupnya. Udang tersebut tumbuh dan menjadi dewasa pada
perairan tawar, namun pada fase larva hidup di air payau. Pada fase larva
akan mengalami sebelas kali pergantian kulit (moulting) yang diikuti
dengan perubahan struktur morfologi, hingga akhirnya bermetamorfosis menjadi
juwana (juvenil). Sifat-sifat larva yang umum adalah planktonis, aktif berenang
dan tertarik oleh sinar tetapi menjauhi sinar matahari yang terlalu kuat.
Cenderung berkelompok pada fase larva dan akan semakin menyebar dan individual
serta bentik dengan bertambah umur. Di alam larva udang hidup pada salinitas 5-10 permil.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada caride terdiri dari mulut, kerongkongan, dan
perut dan dibatasi oleh epitel silinder sederhana dilapisi oleh
kutikula. Ada kelenjar tegumental di daerah oral dan di bagian pertama
dari kerongkongan dan hindgut. Perut jantung adalah sebuah kantung dorsal
oval cephalothorax dan tidak memiliki struktur kalsifikasi. Pilorus
lambung terdiri dari ruang atas dan filter kelenjar lebih rendah. Filter
ini terdiri dari sebuah baris memanjang setae luar dan batin baris setae dorsal
melengkung membentuk saluran membujur 16-18 microm lebar. Midgut berjalan
dari ruang dorsal perut pilorik ke perut somite keenam tanpa caeca.Hindgut
berjalan dari perut somite keenam ke anus ventral. Epitel pertengahan g ut
terdiri dari sel-sel silinder yang dominan dan sel takterdiferensiasi kecil di
bagian pertama. Dinding hindgut menyajikan lipatan longitudinal, bundel
otot mencolok, dan kutikula dilipat.
Sistem Reproduksi
Sistem seksual udang caridean
ditandai dengan keragaman yang tinggi dan plastisitas intraspesifik, termasuk
gonochorism dan berbagai bentuk hermaphroditism protandric atau simultan. Udang caridea membawa
telur – telur yang telah dibuahi pada kaki renangnya (pleopod) yang merupakan
tempat perkembangan telur untuk beberapa waktu. Jenis
kelamin pada udang caridea dapat dibedakan dengan melihat endopod dari kaki
renang (pleopod) endopod pada udang jantaan melebar dan lebih menyerupai daaun,
sedangkan udang betina yang matang kelaminnya mempunyai appendix interna dan
endopod dari kaki renang keduanya.
Spesies dari Caridea
- Saron marmoratus
Udang inidikenal sebagai Marmer
Udang umum, Panjang Lengan Marbled Udang, Udang Monyet, dan Udang Buffalo.
dapat tumbuh sampai dengan ukuran 2 inci
/ 5 cm. Berasal di wilayah Indo-Pasifik termasuk Hawaii dan Sri Lanka.
2.
Macrobranchium rosenbergii
udang
ini disebut juga dengan udang galah memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat
panjang tubuh udang galah gimacro jantan mencapai 38 cm dengan berat tubuh
mencapai 480 gram per ekor. Sedangkan udang galah lokal pada waktu yang sama
panjang tubuh hanya mencapai 25-28 cm dengan berat tubuh 200 gram per ekor.
Udang galah ini bersifat omnivora . termasuk udang asli perairan
Indonesia.selain itu ditemukan dibeberapa negara Asia Tenggara terutama di
Malaysia.
3. Heptacarpus
sitchensis
Berwarna sangat bervariasi:
coklat & putih bergaris-garis; longitudinal cokelat bergaris-garis dengan
garis tengah sepanjang punggung, perut sering hijau cerah; karapas
kadang-kadang putih; seluruh binatang mungkin hampir transparan. Mimbar
nyaris tidak melebihi panjang gagang bunga antennular, dengan 6-7 gigi dorsal
dan ventral 2-4 gigi. Berukuran sampai sekitar 28mm
panjang. Biasanya ditemukan dalam pasang surut berbatu, di bawah batu atau
di antara ganggang.
2. PENAIDAE
3.
KLASIFIKASI :
4.
Filum : Arthropoda
5.
Subfilum : Mandibulata
6.
Klas : Crustacea
7.
Sub klas : Malacostraca
8.
Ordo : Decapoda
9.
Sub ordo : Natantia
10.
Famili : Penaidae
KARAKTERISTIK
UDANG PENAIDAE :
Bagian
ke tiga dari kaki jalan ( periopod) mempunyai capit
Cangkang
penutup ( pleuron ) pada segmen abdominal ke dua tidak saling tumpang tindih (
overlapping )
Gonad
udang betina dapat dilihat dari ovarium yg terltk pda bag punggung atau dorsal
udang
Organ
kelamin jantan dan betina dapat dilihat dri petasma pada pleopod pertama dan
theticum yg trdpt di antara kaki jalan ( perlopod ) ke lima.udang peneid
bersifat omnivore.
SISTEM
PENCERNAAN
Pada
bagian mulut udang dilengkapi dengan sepasang mandibula yang berfungsi
sebagai penghancur makanan, serta maxilla 1-2, maxilliped 1-2 dan
3 yang semuanya berfungsi untuk memegang dan menseleksi makanan.
Oesophagus
pada udang umumnya pendek dan tidak
banyak tegak lurus dengan proventriculus. Pada bagian dalam proventriculus
dilengkapi dengan lapisan chitin. Proventriculus terdiri dari dua
ruangan yang dipisahkan oleh cardiac ossicle yang juga berfungsi sebagai
tempat penghancuran makanan. Dari proventriculus makanan melewati usus
dan disini mengalami penyerapan sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan
selanjutnya dibuang melalui anus.
Menurut Dahuri (2003) menguraikan udang
peneid dapat dikelompokkan menjadi dua fase yaitu:
1.fase
di tengah laut
1.Seekor
udang peneid betina bertelur kira-kira 100.000 butir, yang diletakkan di dasar
laut yang kedalamannya 13-20 cm. Dalam waktu satu jam telur-telur itu akan
menjadi larva yang disebut nauplius
2.Tingkat
nauplius ,larva nauplius berukuran itu berukuran satu millimeter. Dalam waktu
36-48 jam berubah menjadi zoea.
3.Tingkat
zoea,zoea ini ditemukan pada semua kedalaman, tapi tingkat selanjutnya bergerak
mendekati permukaan perairan dan mulai migrasi ke arah panti.
4.Tingkat
mysis, pada tingkat ini Nampak lebih menyerupai udang dewasa pada tingkat
sebelumnya dimana semua anggota tubuh udang dewasa mulai kelihatan disini.
2. fase di
estuaria (sekitar muara sungai )
1.Tingkat
post larva,selama musim panas larva-larva udang mencapai daerah pantai memasuki
muara sungai sebagai post larva. Disinilah mereka harus diri dengan suhu dan
salinitas yang bervariasi antara 4-35 %.
2.Tingkat
juvenile, setelah tinggal di muara sungai maka post larva berkembang menjadi
udang muda,yang akan tumbuh di muara-muara sungai sampai umur 2 bulan.
PERKAWINAN UDANG
PENAIDAE
Udang
penaeid termasuk hewan yang heteroseksual, yaitu mempunyai jenis kelamin jantan
dan betina yang masing-masing terpisah . Perkawinan udang terjadi di laut
bebas. Udang jantan biasanya lebih agresif dibanding betina, perkawinan terjadi
setelah betina mengganti kulit (moulting), udang jantan tertarik kepada
betina karena adanya hormon ektokrin yang keluar secara eksternal yaitu pada
saat telur dikeluarkan melalui saluran telur (oviduk). Perkawinan udang
berlangsung pada malam hari setelah udang betina ganti kulit (moulting).
Sesaat setelah ganti kulit dan telah kuat untuk berenang kembali, maka udang
betina akan diikuti oleh satu atau beberapa udang jantan. Perkawinan harus
disertai dengan kontak antara sisi bawah udang jantan dan betina.
Gambar
alat kelamin udang :
Manfaat udang
penaidae :
Udang
merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah
kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam
100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan
kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg
dan 170 mg per 100 gram bahan.
Udang
dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi,
krupuk, dll.
Limbah
pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat
dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein.
Limbah
yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber
kolesterol bagi pakan udang budidaya.
Limbah
yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat
dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas,
pangan, dll.
Chitosan
yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena
tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak
mudah larut dalam air.
Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Mengenal lebih tentang DECAPODA yuuuk."http://mainsesukahatimu.blogspot.com/2011/07/mengenal-lebih-tentang-decapoda-yuuuk.html"
Anonim.2011.Arthropoda."http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/biologi/MO_78/bio111_14.htm
pdf.kq5.org/Boone,-L.-1935-The-Crustacea:-Anomura,-Macrura,.html
Phatra.2010.Decapoda. 'http://phatra09.blogspot.com/2010/01/decapoda.html'
zaldi-naziri.blogspot.com/2010/06/filum-crustacea.html
untuk mendownload file ini klik DISINI
No comments:
Post a Comment