Monday, 8 October 2012

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pengertian PTK
Kata penelitian terjemahan dari bahasa Inggris, research. Penelitian tindakan kelas mempunyai berbagai aturan dan langkah. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi menjadi meningkat.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ciri-ciri PTK yang membedakan dengan penelitian lain
1.        Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya. Contoh:  (a) Guru merasa risau karena hasil ketika latihan menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai penggunaan rumus matematika;  (b) Pertanyaan guru yang tidak pernah terjawab oleh siswa; (c) Pekerjaan rumah yang tidak pernah diselesaikan.
2.        Self-refleksitive inquiry atau penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden.
3.        Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelasnya sendiri, sehingga proses penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi
4.        Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, sehingga PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan – observasi – refleks i- revisi. Kunci utama PTK adalah adanya action (tindakan) yang berulang-ulang.



Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan berisikan tentang: latarbelakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, keguanaan penelitian, asumsi, hipotesis, metode penelitian secara garis besar beserta teknik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian.

a. Latarbelakang masalah

Penulisan latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah yang diteliti itu timbul, dan mengapa merupakan hal penting untuk diteliti ditinjau dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu, dan kepentingan pembangunan di bidang pendidikan. Beberapa butir penting seperti:

1) alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti merasa resah, sekiranya masalah tersebut tidak diteliti;

2) gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan;

3) kerugian-kerugian yang mungkin timbul seandainya masalah tersebut tidak diteliti;

4) keuntungan-keuntuangan yang mungkin timbul senadainya masalah tersebut diteliti;

5) penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni oleh peneliti.

Susunan latar belakang seperti disebutkan di atas secara runtun, jelas, dan tajam. Pahami gejala-gejala yang muncul dalam dunia pendidikan, serta miliki pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait. Tuntutan kemampuan tersebut merupakan alasan rasional mengapa penelaahan terhadap jurnal-jurnal hasil penelitian terdahulu yang terkait perlu dilakukan sejak awal.

b. Rumusan masalah

Rumusan masalah adalah fokus dari penajaman latarbelakang, yang mengarahkan peneliti pada kajian-kajian yang akan diteliti. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan terbuka, yang terambil karena kejelasan latarbelakang masalah, variabel yang diteliti, dan kaitan diantara variabel itu sendiri. Definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel yang diteliti perlu melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan kedalam instrumen penelitian.






c. Pertanyaan penelitian adalah penyimpitan fokus telaahan dari rumusan masalah, yang sering diungkapkan dalam bentuk kalimat bertanya. Rumusan pertanyaan ini akan memandu keseluruhan proses penelitian, terutama untuk perkiraan dan langkah-langkah. selanjutnya yang perlu dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.



d. Tujuan penelitian

Rumusan tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian bukan merupakan rumusan maksud penulisan karya tulis ilmiah. Tujuan penelitian bisa terdiri dari atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan rumusan yang ingin dicapai secara umum. Sedangkan tujuan khusus menggambarkan rumusan tujuan spesifik yang ingin dicapai.

e. Asumsi

Suatu penelitian mungkin mempunyai asumsi atau mungkin juga tanpa asumsi. Asumsi dapat berupa teori, bukti-bukti kuat yang oleh peneliti sendiri merupakan sesuatu yang dianggap benar dan tidaknya perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya. Asumsi dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif dan bukan kalimat tanya, kalimat suruhan, kalimat saran, atau kalimat harapan.

f. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah yang diajukan oleh peneliti. Hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka. Melalui penelitian ilmiah hipotesis diuji kebenarnya, dan diperoleh hasil apakah hipotesis ditolak atau diterima. Dalam pelitian yang bersifat analistis, hipotesis perlu dirumuskan, sedangkan dalam penelitian yang bersifat deskriptif yang bermaksud mendeskriptifkan masalah yang diteliti, hipotesis tidak diperlukan. Hipotesis penelitian dirumuskan dalam kalimat afirmatif, dan bukan dirumuskan dalam kalimat tanya, kalimat suruhan, kalimat saran, atau kalimat harapan.

g. Metode Penelitian

Metode penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar, dan pembahasan yang lebih rinci dan lengkap disajikan pada Bab III. Bagian ini menjelaskan secara singkat jenis-jenis penelitian: historis, deskriptif, eksperimental, atau
inferensial; instrumen dan teknik pengumpulan datanya (misal: penyebaran angket, wawancara, observasi, atau studi dokumenteri).

h. Lokasi dan Sampel Penelitian

Untuk memperoleh informasi sejauh mana generalisasi keberlakuan kesimpulan sebuah penelitian, dalam suatu penelitian harus dicantumkan lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, dilengkapi dengan alasan rasionalnya. Penjelasan mengenai alasan di atas menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan dan latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan teknik analisis data.

 Bab II. Kajian Pustaka/ Kerangka Teoritis
Dalam suatu karya tulis ilmiah, kajian pustaka mempunyai peran sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukkan sebuah ”karya seni ilmiah” dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Fungsi lain dari kajian pustaka adalah sebagai landasan teoritik dalam analisis temuan. Dalam laporan kajian pustaka, peneliti membandingkan mengkontraskan, dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasannya. Telaahan teoritis dimaksudkan untuk menampilkan ”mengapa dan bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh peneliti dalam penelitiannya.


 Bab III. Metode Penelitian
 Uraian dalam Bab III merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah disajikan pada Bab I. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu:

o Desain lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, serta cara pemilihan sampelnya.

o Definisi opersional dari variabel yang terlibat dalam penelitian.

o Instrumen penelitian misalnya tes, lembar observasi, angket, dan atau skala sikap/pendapat/pandangan.

o Proses pengembangan instrumen antara lain: pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, dan karakteristik lainnya.


o Teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya. Teknik yang dipilih misalnya melalui tes tulis/lisan atau tes tindakan, angket, wawancara, observasi partisipatif, dan observasi non-partisipatif.

o Prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan akhir.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
 Pada bagian ini memuat dua hal utama, yaitu: pengolahan dn analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang diuraikan pada Bab III. Uji hipotesis dilakukan sebagai bagian dari analisis data. Bagian pembahasan atau analisis temuan mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah disampaikan pada Bab II. Dalam penelitian kualitatif hasil pengujian hipotesis akan memperlihatkan konsekuensi temuan terhadap landasan teori yang dirujuk. Demikian pula dalam penelitian kualitatif hasil pembahasan temuan merupakan bahasan yang terkait dengan teori yang digunakan pada Bab II.

Bab V. Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi
 Pada Bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yaitu: 1). Dengan cara butir demi butir, atau 2) dengan cara uraian padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi makna penulisan kesimpulan dengan cara uraian pada lebih baik daripada dengan cara butir demi butir. Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

 Bagian Pelengkap
Daftar pustaka. Daftar pustaka memuat sumber tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya CD, video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya ilmiah itu. Semua sumber tertulis dan tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh peneliti tetapi tidak pernah digunakan dalam penulisan karya ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka. Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Lampiran-lampiran. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Untuk memudahkan pembaca, setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya, dan diberi judul. Nomor urut lampiran dinyatakan dengan dua angka dengan tanda penghubung di antaranya. Angka pertama menyatakan nomor Bab dan angka kedua menyatakan nomor urut lampiran.


untuk mendownload file ini klik DISINI

No comments:

Post a Comment