Pengertian PTK
Kata penelitian terjemahan dari bahasa Inggris, research. Penelitian tindakan kelas mempunyai berbagai aturan dan
langkah. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
menjadi meningkat.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ciri-ciri PTK yang membedakan dengan penelitian lain
1.
Adanya masalah PTK dipicu oleh
munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini
di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru
merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang
dilakukannya. Contoh: (a) Guru merasa
risau karena hasil ketika latihan menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai
penggunaan rumus matematika; (b)
Pertanyaan guru yang tidak pernah terjawab oleh siswa; (c) Pekerjaan rumah yang
tidak pernah diselesaikan.
2.
Self-refleksitive
inquiry atau penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan
penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat
lain sebagai responden.
3.
Penelitian tindakan kelas dilakukan
di dalam kelasnya sendiri, sehingga proses penelitian ini adalah kegiatan
pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi
4.
Penelitian tindakan kelas bertujuan
untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan
terus-menerus, sehingga PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola:
perencanaan-pelaksanaan – observasi – refleks i- revisi. Kunci utama PTK adalah
adanya action (tindakan) yang
berulang-ulang.
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan berisikan tentang: latarbelakang
masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, keguanaan
penelitian, asumsi, hipotesis, metode penelitian secara garis besar beserta
teknik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian.
a.
Latarbelakang masalah
Penulisan
latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah
yang diteliti itu timbul, dan mengapa merupakan hal penting untuk diteliti
ditinjau dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu, dan kepentingan
pembangunan di bidang pendidikan. Beberapa butir penting seperti:
1)
alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti merasa resah, sekiranya
masalah tersebut tidak diteliti;
2)
gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran
untuk memunculkan permasalahan;
3)
kerugian-kerugian yang mungkin timbul seandainya masalah tersebut tidak
diteliti;
4)
keuntungan-keuntuangan yang mungkin timbul senadainya masalah tersebut
diteliti;
5)
penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan diteliti
dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni oleh peneliti.
Susunan
latar belakang seperti disebutkan di atas secara runtun, jelas, dan tajam. Pahami
gejala-gejala yang muncul dalam dunia pendidikan, serta miliki pengetahuan yang
luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang
terkait. Tuntutan kemampuan tersebut merupakan alasan rasional mengapa
penelaahan terhadap jurnal-jurnal hasil penelitian terdahulu yang terkait perlu
dilakukan sejak awal.
b.
Rumusan masalah
Rumusan
masalah adalah fokus dari penajaman latarbelakang, yang mengarahkan peneliti
pada kajian-kajian yang akan diteliti. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam
bentuk pernyataan terbuka, yang terambil karena kejelasan latarbelakang
masalah, variabel yang diteliti, dan kaitan diantara variabel itu sendiri.
Definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel yang diteliti perlu
melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian
akan dijabarkan kedalam instrumen penelitian.
c. Pertanyaan
penelitian adalah penyimpitan fokus telaahan dari rumusan masalah, yang sering
diungkapkan dalam bentuk kalimat bertanya. Rumusan pertanyaan ini akan memandu
keseluruhan proses penelitian, terutama untuk perkiraan dan langkah-langkah. selanjutnya
yang perlu dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
d.
Tujuan penelitian
Rumusan
tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
selesai dilakukan. Karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan rumusan
masalah dan harus mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian
bukan merupakan rumusan maksud penulisan karya tulis ilmiah. Tujuan penelitian
bisa terdiri dari atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan
rumusan yang ingin dicapai secara umum. Sedangkan tujuan khusus menggambarkan
rumusan tujuan spesifik yang ingin dicapai.
e.
Asumsi
Suatu
penelitian mungkin mempunyai asumsi atau mungkin juga tanpa asumsi. Asumsi
dapat berupa teori, bukti-bukti kuat yang oleh peneliti sendiri merupakan
sesuatu yang dianggap benar dan tidaknya perlu dipersoalkan atau dibuktikan
lagi kebenarannya. Asumsi dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif dan bukan
kalimat tanya, kalimat suruhan, kalimat saran, atau kalimat harapan.
f.
Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah yang diajukan oleh
peneliti. Hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka.
Melalui penelitian ilmiah hipotesis diuji kebenarnya, dan diperoleh hasil
apakah hipotesis ditolak atau diterima. Dalam pelitian yang bersifat analistis,
hipotesis perlu dirumuskan, sedangkan dalam penelitian yang bersifat deskriptif
yang bermaksud mendeskriptifkan masalah yang diteliti, hipotesis tidak
diperlukan. Hipotesis penelitian dirumuskan dalam kalimat afirmatif, dan bukan
dirumuskan dalam kalimat tanya, kalimat suruhan, kalimat saran, atau kalimat
harapan.
g.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar, dan
pembahasan yang lebih rinci dan lengkap disajikan pada Bab III. Bagian ini
menjelaskan secara singkat jenis-jenis penelitian: historis, deskriptif,
eksperimental, atau
inferensial; instrumen dan teknik pengumpulan datanya
(misal: penyebaran angket, wawancara, observasi, atau studi dokumenteri).
h.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Untuk
memperoleh informasi sejauh mana generalisasi keberlakuan kesimpulan sebuah
penelitian, dalam suatu penelitian harus dicantumkan lokasi dan subyek
populasi/sampel penelitian, dilengkapi dengan alasan rasionalnya. Penjelasan
mengenai alasan di atas menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan dan latar
belakang masalah, tujuan penelitian, dan teknik analisis data.
Bab
II. Kajian Pustaka/ Kerangka Teoritis
Dalam
suatu karya tulis ilmiah, kajian pustaka mempunyai peran sangat penting.
Melalui kajian pustaka ditunjukkan sebuah ”karya seni ilmiah” dari teori yang
sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.
Fungsi lain dari kajian pustaka adalah sebagai landasan teoritik dalam analisis
temuan. Dalam laporan kajian pustaka, peneliti membandingkan mengkontraskan, dan
memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan
masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan
posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasannya. Telaahan teoritis
dimaksudkan untuk menampilkan ”mengapa dan bagaimana” teori dan hasil
penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh peneliti dalam penelitiannya.
Bab III. Metode Penelitian
Uraian dalam Bab III merupakan penjabaran
lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah disajikan
pada Bab I. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu:
o
Desain lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, serta cara pemilihan
sampelnya.
o
Definisi opersional dari variabel yang terlibat dalam penelitian.
o
Instrumen penelitian misalnya tes, lembar observasi, angket, dan atau skala
sikap/pendapat/pandangan.
o
Proses pengembangan instrumen antara lain: pengujian validitas, reliabilitas,
daya beda, dan karakteristik lainnya.
o
Teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya. Teknik yang dipilih misalnya
melalui tes tulis/lisan atau tes tindakan, angket, wawancara, observasi
partisipatif, dan observasi non-partisipatif.
o
Prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan sampai dengan
penyusunan laporan akhir.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini
memuat dua hal utama, yaitu: pengolahan dn analisis data untuk menghasilkan
temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dapat dilakukan
berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif sesuai
dengan desain penelitian yang diuraikan pada Bab III. Uji hipotesis dilakukan
sebagai bagian dari analisis data. Bagian pembahasan atau analisis temuan
mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah
disampaikan pada Bab II. Dalam penelitian kualitatif hasil pengujian hipotesis
akan memperlihatkan konsekuensi temuan terhadap landasan teori yang dirujuk.
Demikian pula dalam penelitian kualitatif hasil pembahasan temuan merupakan
bahasan yang terkait dengan teori yang digunakan pada Bab II.
Bab V. Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Pada Bab V disajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian,
yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Ada dua alternatif cara
penulisan kesimpulan, yaitu: 1). Dengan cara butir demi butir, atau 2) dengan
cara uraian padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi makna penulisan
kesimpulan dengan cara uraian pada lebih baik daripada dengan cara butir demi
butir. Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat
ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil
penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
Bagian Pelengkap
Daftar
pustaka. Daftar pustaka memuat sumber tertulis (buku,
artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau
tercetak (misalnya CD, video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan
digunakan dalam penulisan karya ilmiah itu. Semua sumber tertulis dan tercetak
yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sebaliknya,
sumber-sumber yang pernah dibaca oleh peneliti tetapi tidak pernah digunakan
dalam penulisan karya ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu
dicantumkan dalam daftar pustaka. Cara menulis daftar pustaka berurutan secara
alfabetis tanpa nomor urut. Lampiran-lampiran. Lampiran berisi semua
dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi
satu karya tulis ilmiah. Untuk memudahkan pembaca, setiap lampiran diberi nomor
urut sesuai dengan urutan penggunaannya, dan diberi judul. Nomor urut lampiran
dinyatakan dengan dua angka dengan tanda penghubung di antaranya. Angka pertama
menyatakan nomor Bab dan angka kedua menyatakan nomor urut lampiran.
No comments:
Post a Comment