KEANEKARAGAMAN
DAN KLASIFIKASI HEWAN INSECTA AMETABOLA
Disusun oleh:
Amirul Rosid
08008049
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat
banyak sekali spesies serangga di Indonesia. Namun masih banyak spesies
serangga di Indonesia yang tidak di kenali. Padahal serangga adalah salah satu
keanekaragaman yang di miliki, bagaimana upaya untuk menjaganya jika tidak mengetahui keanekaragaman jenis
serangga tersebut. Serangga atau insekta dalam taksonomi adalah salah satu
kelas di dalam filum Arthropoda. Arthropoda adalah salah satu filum dalam
kerajaan binatang. Sebagian besar serangga yang diketahui secara umum merupakan
serangga bersayap.
Serangga ialah benda hidup dari kelompok hewan
Invertebrata, kelas Insecta, yang mempunyai bilangan spesies terbanyak. Di
habitat daratan, serangga paling luas tersebar berbanding dengan kelas-kelas
yang lain dalam filum Arthropoda. Anggaran jumlah keseluruhan spesies kini,
termasuk yang belum dikenali oleh sains sekitar dari dua hingga tiga puluh
juta, dengan kebanyakan pakar cenderung kepada jumlah pertengahan. Walaupun
telah diketahui hampir satu juta spesies serangga, masih banyak lagi serangga
yang belum diketahui dan direkodkan kehadirannya. Tidak dapat dinafikan banyak
serangga yang akan pupus, sebelum dapat direkodkan kewujudannya, akibat
aktiviti pembangunan hutan yang dilakukan.
Serangga boleh didapati berbagai habitat di bumi
ini, banyak serangga berkongsi habitat
dengan manusia, sama ada di halaman rumah ataupun di dalam rumah. Serangga
mempunyai banyak kepentingan sama ada secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kehidupan manusia di bumi ini.
Serangga memiliki peran yang menguntungkan dan
merugikan bagi manusia, peran yang menguntungkan antara lain kupu-kupu atau lalat dapat membantu
mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah, Penghasil madu, yaitu
lebah (Apis indica), Penghasil bahan kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera
(Bombyx mori).
Serangga
yang memiliki peran merugikan antara lain Kayu dimakan rayap Tanaman padi
diserang wereng, vektor beberapa penyakit pada manusia, misalnya Plasmodium,
penyebab penyakit demam berdarah, menimbulkan
gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis), sebagai hama
tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens),walang sangit
(Leptocorisa acuta), perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta doninica),
perusak produk berbahan baku alam, misalnya rayap (Helanithermis sp.),dapat
menghancurkan kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat Protozoa yang
bersimbiosis yaitu Trichonympha yang menghasilkan enzim pengurai selulosa, dan
kutu buku Lepisma sacharina).
Berdasarkan
ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1.Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
1.Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2.Insekta bersayap dikelompokkan
dalam sub kelas Pterygota.
Serangga tidak bersayap berada di
dalam salah satu dari dua buah sub-kelas Insekta yakni sub-kelas Apterygota.
Sub-kelas Apterygota ini memiliki ciri bertubuh relative kecil, memiliki alat
tambahan pada ujung abdomennya seperti style, bermetamorfosis sederhana, biasa
digolongkan dalam serangga primitif, dan tentu tidak bersayap. Terdapat
beberapa serangga seperti kutu yang juga tidak bersayap, namun kutu sebenarnya
adalah serangga yang merupakan hasil evolusi dari serangga bersayap, alias
nenek moyang kutu merupakan serangga bersayap sehingga kutu bukan bagian dari
sub-kelas Apterygota. Serangga tak bersayap dalam sub-kelas Apterygota ini
adalah serangga yang sejak nenek moyangnya dulu benar – benar tidak memiliki
sayap. Dalam maakalah ini akan dibahas mengenai insecta apterygota.
BAB II
ISI
Kata insekta, berasal dari bahasa
latin,insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari
filium Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita
misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang.
Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri khusus,yaitu kakinya
berjumlah enam buah,sehingga disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki
). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta
merupakan satu-satunya invertebrata yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh
yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang
penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan antara lain:
penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yang
merugikan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.
Insekta memiliki beberapa ciri
antara lain:
1. Tubuh terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kaput(kepala), toraks (dada), dan abodemen (perut).
2. Memiliki sepasang kaki pada setiap
segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan
.
3. Kebanyakan insekta memiliki sayap
pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya
tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap.
4. Makanan insekta ada yang berupa
sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan,
hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain.
5. Alat pernapasan insekta berupa
trakea.
6. Alat ekresi berupa tubulus
malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran pencernaan .
7. Sistem sirkulasinya terbuka.
8. Organ kelamin insekta berumah dua
artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak
pada segmen terakhir dari abodemen .
9. Fertilasi terjadi secara
internal.
10. Insekta mengalami ekdisis pada
tahap tertentu selama perkembangan hidupnya.
A.Struktur
Tubuh Insekta
Insekta memiliki struktur tubuh
sebagai berikut:
1. Kepala (caput)
Pada kepala insekta terdapat
sepasang antena, sepasang mata majemuk (mata facet),kadang-kadang ditemukan
juga mata tunggal (ocellus), dan mulut.Sedangkan mulut tersusun dari sepang
mandibula,tiga pasang maksila, bibir, atas (labrum), bibir bawah (labium) yang
berbeda-beda tergantung dari bentuk mulutnya, serta organ perasa (palpus).
Bentuk kepala insekta dapat dibedakan berdasarkan bentuk mulut dan makanan yang
dimakannya.
2. Dada (toraks)
Dada terdiri dari tiga segmen atau
ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks, mesothoraks, dan
metathoraks dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, sayapnya terdapat
mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta yang bersayap sepasang, sayap
belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut halter yang berfungsi sebagai alat
keseimbangan.Tubuh insekta diperkuat dengan rangka luar atau eksoskelet dari
chitine.
Susunan kaki pada insekta
terdiri-dari ruas-ruas yaitu :
a. Panggul (coxa)
b. Gelang paha (trokanter)
c. Paha (femur)
d. Ruas betis (tibia)
e. Ruas-ruas kaki (tarsus)
3. Perut (abdomen)
Pada perut insekta ada sebelas segmen,
pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap,tetapi pada bentuk dewasa segmen
dibagian poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk dewasa tidak
berkaki tetapi pada stadium larva mempunyai kaki. Pada abdomen terdapat
spirakel,yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Anatomi internal
terdiri beberapa sistem organ yang kompleks, yaitu sistem pencernaan,system
pernapasan,system sirkulasi,system pengeluaran zat, dan sistem saraf.
B.Sistem
pernapasan
Insekta bernapas dengan system trakea
yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung
dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh
melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur
aliran udara dan membatasi hilangnya air.
C.Sistem
sirkulasi
Sistem sirkulasi insekta berupa
sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi
mempompa hemolimfa melalui sinus homesoel kemudian menyuplai organ-organ dan
jaringan-jaringan. Fungsi darah yang utama pada serangga adalah menghantarkan
nutrien, sisa merabolisme dan hormon.
D.Sistem
pengeluaran zat (ekskresi)
Sistem pengeluaran insekta berupa
tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
E.Sistem
saraf
Berfungsi untuk menghasilkan dan
mengalirkan implus elektrik, mengintegrasikan informasi yang diterima dan
menstimulasi otot untuk pergerakan. Sistem ini dibagi menjadi dua yaitu sistem
saraf pusat dan sistem saraf visceral atau sistem saraf stomodial.
F. organ
indera
Organ
indera serangga meliputi organ fotoreseptor, kemoreseptor dan mekanoreseptor.
G. Sistem
pencernaan serangga
Sistem pencernaan serangga sesuai
dengan cara hidupnya, dibagi dalam 3 daerah utama yaitu :
1. Usus depan (foregut) atau stomodaeum
berasal dari ektodermal. Daerah ini dibagi menjadi pharing, oesophagus, crop,
dan proventrikulus.
2. Usus tengah (midgut) atau mesenteron
berasal dari endodermal. Derah ini hanya meliputi ventrikulus.
3. Usus belakang (hingut) berasal dari
ektodermal. Daerah ini terdiri dari ileum, rektum dan anus.
Dalam kelompok ini siklus hidupnya berlangsung
dari telur, juvenil kemudian dewasa. Transisi dari juvenil pertama kedewasa
berlangsung secara berangsur-angsur atau gradual. Selama berlangsungnnya siklus
hidup juvenil nampak sangat mirip dengan dewasa hanya sja berbeda terutama pada
ukuran dan proporsi tubuh dan tidak adannya alat kelamin yang fungsional. Pada
serangga ini, seluruh tahapan dapat ditemukan pada habitat yang sama dan
makanan juvenil sama dengan dewasa. Berbeda dengan serangga lainnya, multing
berlanjut pada tahap dewasa dan karena betina kehilangan penutup spermateka
mengakibatkan serangga betina ini dibuahi selama siklus hidupnya.
H. sistem
reproduksi
Sebagian
besar serangga bersifat dioesious yaitu memiliki individu jantan dan betina
yang mampu kawin untuk menghasikan zigot. Namun dalam kasus yang tidak umum
terdapat juga beberapa jenis serangga yang berreproduksi tanpa gamet jantan.
Bentuk reproduksi aseksual dikenal sebagai partenogenesis.
Serangga
ametabola tidak mengalami metamorfosis yang ditemukan pada serangga primitif
tidak bersayap (sub class apterygota)
I.Klasifikasi
Insekta
Berdasarkan tipe makanannya serangga
dikelompokkan sebagai
1. Fitofagus memakan tumbuhan misalnya
jaringan daun, batang dan akar.
2. zoofagus memakan hewan lain termasuk
vertebrata atau infertebrata
3. serangga saprofagus memakan
materi-materi organik yang telah mati termasuk colembola
Berdasarkan ada tidaknya sayap,
insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1. Insekta tidak bersayap, Insekta
ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
v
SUB KELAS
APTERYGOTA
Jenis-jenis dalam ordo ini adalah makhluk-makhluk yang tidak bersayap,
berukuran kecil sampai metamorfosis sederhana (Ametabola). Microcoryphia
(Archeognatha) dan Thysanura (Zygentoma) adalah kerabat dekat dari serangga
bersayap tetapi berbeda dalam banyak hal. Pada Microcoryphia dan Thysanura
tidak terdapat sutura pleura, furka-furka dan fragmata. Microcoryphia dan
Thysanura adalah ektognatus, yaitu bagian-bagian mulut agak terbuka dan tidak
tertutup oleh lipatan-lipatan kranium. Ruas-ruas flagelum antena tanpa urat
daging, tarsi tiga sampai lima ruas, biasanya terdapat mata majemuk dan
tentorium cukup bagus berkembang.
Strategi
reproduksi pada serangga ini dengan pembuahan secara tidak langsung, yaitu
dengan spermatofor, seperti pada ordo Diplura dan Collembola (Hexapoda
entognatha). Kedua jenis serangga ini
mempunyai sifat primitif dibanding ordo lainnya yaitu vestigial (degeneratif),
mempunyai sepasang embelan (styli), mempunyai caudal cerci, dan tidak bersayap
secara primitif. Mereka juga punya sifat 'maju' (advanced) dengan memiliki alat
mulut ectognatha dan antena musculate (scape dan pedicel dengan otot dalam).
Terdiri atas beberapa ordo diantaranya :
1. Ordo Protura
2. Ordo Collembola
3. Ordo Thysanura
4. Ordo Archeognatha
5. Ordo Diplura
1. Ordo
Protura
Protura berasal dari kata “proto-”
yang berarti pertama atau awal, dan “-ura” atau ekor, merujuk pada tiadanya
bangunan atau alat yang terdapat pada ujung abdomen seperti layaknya artropoda
lain.
Eosentomon dawsoni (Protura) (massey.ac.nz)
Heksapoda ini dicirikan oleh
tubuhnya yang pucat; tidak mempunyai mata dan antena sebagaimana layaknya
artropoda lain; kepala berbentuk mirip kerucut. Alat
mulut tipe menghisap dan alat mulut tersebut dapat ditarik masuk ke dalam
kepala. Pasangan
kaki depan biasanya diadakan di depan tubuh dan tampaknya berfungsi sebagai
organ-organ indera. Protura baru menetas memiliki sembilan segmen perut. Setiap
kali mereka berganti bulu, segmen lain yang ditambahkan di dekat akhir perut
sampai mereka dewasa (dan seksual dewasa) dengan 11 segmen perut. Sepanjang
pertumbuhan dari nimfa awal hingga dewasa, Protura melewati lima instar melalui
proses yang disebut anamorfosis, yaitu menambahkan jumlah abdomen sampai
total ruas pada setiap instarnya. Stadia maturus adalah stadia di antara
nimfa dan imago (dewasa), dan pada stadia ini, jumlah ruas abdomennya sudah
mencapai 11.
Artropoda yang berukuran kecil
(panjang tubuhnya kira-kira 0,5 – 2,0 mm) berwarna keputih-putihan ini hidup di dalam bahan-bahan organik dan
memakan cendawan mikoriza, bahan-bahan tumbuhan yang membusuk dan sejenisnya.
Oleh karena itu, para ahli menduga bahwa heksapoda ini penting dalam proses
perombakan bahan organik.
Ordo protura dibagi menjadi 3 famili
yaitu:
- Eocentomidae
Mempunyai
trachea dengan dua pasang spirakulum
pada thorax. Alat tambahan pada abdomen mempunyai sebuah terminal vesicle.
- Protentomidae
Tidak
mempunyai trachea dan spirakulum. alat
tambahan pada abdomen mempunyai dua pasang terminal vesicle.
- Acerentomidae
Tidak
mempunyai trachea dan spirakulum. Alat tambahan pada abdomen hanya pasangan
pertama yang mempunyai terminal vesicle.
2. Ordo Collembola
Nama ordo ini berasal dari gabungan kata Yunani cole-
yang berarti lem atau perekat, dan -embolon yang berarti pasak.
Collembola tidak bersayap,tubuh kecil umumnya berwarna hitam mempunyai sepasang antena, tiga pasang kaki,
dan beberapa mempunyai mata yang terdiri dari ommatidia.
Collembola berupa
serangga kecil, panjang tubuh kurang dari 6 mm, alat mulut disesuaikan untuki
menggigit, antena 4 ruas, tidak memiliki mata majemuk. Abdomen berjumlah 6
ruas, pada ruas abdomen keempat terdapat furcula (ekor pegas) yaitu alat untuk meloncat.
Pada waktu istirahat, furcula dilipat di bawah abdomen dan dijepit oleh
tenaculum yang terdapat pada ruas abdomen ketiga. Pada ruas abdomen kesatu
terdapat kolofor (collophore), suatu struktur yang berperan dalam
pengambilan air. Tidak mempunyai sistem trakea dan tidak mengalami
metamorfosis.
Banyak
Collembola memiliki ommatidia sampai 8 pada kepala, sedangkan yang lainnya
berkurang atau sama sekali tidak mempunyai (buta). Serangga ini ditemukan di
tanah, pada daun tanaman yang telah membusuk (serasah), di antara herba, di
bawah kulit kayu dan sebagainya. Hewan ini memiliki peranan penting pada bahan-bahan yang
membusuk (bangkai), jarang yang bertindak sebagai hama.
Colembolla dibagi
menjadi 2 sub ordo berdasarkan bentuk tubuh dan sifat abdomenya yaitu:
- sub ordo Arthropleona
tubuhnya panjang,abdomen terdiri dari 6 ruas yang jelas,sub ordo
ini dibagi menjadi 4 famili yaitu:Poduridae,Onychiuridae,Isotomidae,dan
Enthomobrydae.
- sub ordo Symphypleona
tubuhnya oval atau bulat, keempat ruas abdomen berfusi menjadi
satu,sedang ruas kelima dan ke enam membentuk apikal papila yang kecil. Sub
ordo ini hanya terdiri dari satu famili yaitu Smynthuridae yang ciri-cirinya
seperti sub ordonya.
Sub ordo Arthropleona terdiri dari:
1. Famili Produridae
Prothoraxnya berkembang dengan baik,dapat dilihat dari atas dan
mempunyai rambut atau setae sebelah dorsal. Mempunyai mata.
Ruas antena ketiga hanya mempunyai alat perasa seperti papila,ruas
ke 14 mempunyai terminal vesicle yang dapat ditarik. Kulitnya tidak mempunyai
pori yang tersebar teratur.
2.
Famili
Onychiuridae
Sifat prothoraxnya sama dengan Poduridae. Tidak mempunyai mata.
Ruas antena ke 3 mempunyai 2 atau 3 alat perasa berbentuk kerucut dan alat perasa
seperti papila. Ruas antena ke 4 ada yang mempunyai terminal vesicle ada yang
tidak. Kulitnya berpori yang tersebar.
3. Familia : Entomobrydae
Entomobryidae merupakan
Familia yang terbesar dari ordo Collembola.
Berwarna kecoklat-coklatan atau keputih-putihan dan beberapa jenis ada
yang berwarna belang. Memiliki antena panjang, memiliki abdomen 6 ruas dan ruas
abdomen keempat sangat besar. Protoraks menyusut, biasanya tidak terlihat dari
atas dan tidak memiliki rambut-rambut duri atau seta di bagian dorsal. Tubuh
bersisik dan jika ada seta bentuknya seperti gada. Furkula berkembang dengan
baik. Contoh, Tomocerus elongates dan Entomobrya sicia.
4.Familia: Isotomidae
Isotomidae berwarna putih,
putih kuning, dan hijau sampai biru, coklat dan ungu tua dengan garis-garis
longitudinal atau pita-pita transversal. Tubuh memanjang, abdomen memiliki 6
ruas yang jelas terlihat. Ruas abdomen ketiga dan keempat kira-kira sama
panjang dengan panjang garis tengah ruas abdomen ketiga. Tubuh tidak bersisik
dan jika memiliki seta bentuknya
sederhana.Furkula seringkali menyusut
3.Ordo
Thysanura (Kutu Buku, Renget)
Serangga ini
disebut dengan serangga perak memiliki ukuran sedang sampai kecil, biasanya
bentuknya memanjang dan agak gepeng, mempunyai embelan-embelan seperti ekor
pada ujung posterior abdomen. Tubuh hampir selalu ditutupi oleh sisik-sisik,
tipe mulut adalah mandibulata yang berfungsi untuk mengigit, mata majemuk kecil
dan sangat lebar terpisah, mata tunggal ada atau tidak ada, tarsi 3-5 ruas,
embelan seperti ekor terdiri dari sersi dan sebuah filamen ekor median. Abdomen beruas 11, pada ujung abdomen terdapat
dua atau tiga embelan yang menyerupai ekor dan pada beberapa ruas abdomennya
terdapat stili. Cercus terdapat satu pasang yang beruas banyak.
Pernapasan pada Thysanura dengan sistem trakea. Serangga ada yang mengalami
metamorfosis sederhana atau tidak mengalami metamorfosis.
Habitat dari
serangga ini terdapat pada kulit kayu, gua-gua, di bawah tanah, lubang-lubang
mamalia dan beberapa jenis yang jinak menghuni gedung-gedung, tapi umumnya
hidup bebas ditempat yang lembab dan beberapa hidup berasosiasi dengan semut.
Mereka makan segala macam substansi yang bertepung dan seringkali sebagai hama.
Pada perpustakaan mereka memakan kertas-kertas
di toko-toko mereka makan sayuran dan makanan yang mengandung tepung. Di pemukiman mereka makan pakaian yang
bertepung, gorden, sutra dan kertas dinding, ordo ini bersifat omnivora (kapang
dan bahan-bahan yang mengandung pati).
Serangga ini sangat aktif dan bergerak dengan cepat, dengan tipe tungkai
cursorial. Beberapa famili yang sering dijumpai adalah Lepismatidae,
Lepidoctrichidae dan Nicoletilidae. Ordo Tysanura dibagi menjadi 4 famili:
1.Famili Lepidotrichidae
Mempunyai
mata facet kecil, letak keduanya terpisah lebar. Mempunyai ocelli. Coxa kaki
tengah dan belakang tidak mempunyai styli. Tarsus beruas 5. Letak styli abdomen
bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak. Serangga pelari.
2.Famili Nicoletiidae
Tidak
mempunyai mata facet dan ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai
styli, tarsi beruas 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang
tertutup sisik ada yang tidak.
3.Famili Lepismatidae
Mempunyai
mata facet yang kecil dan letak keduanya terpisah, tidak mempunyai ocelli. Coxa
kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi beruang 3 atau 4. Letak
styli abdomen bervariasi. Tubuh selalu tertutup sisik.
4.Famili Machilidae
Mempunyai
mata facet yang besar dan letak keduanya berdekatan. Coxa kaki tengah dan
belakang mempunyai styli, tarsi beruas 3. Abdomen mempunyai styli yang terletak
pada ruas kedua sampai ke sembilan. Serangga pelompat.
Microcoryphia
serupa dengan serangga perak pada ordo Thysanura, tetapi mereka lebih silindris
dengan thoraks agak melengkung, mata majemuk besar dan bersinggungan, terdapat
mata tunggal, masing-masing mandibel memiliki satu titik artikulasi dengan
kapsula kepala, tarsi tiga ruas dan koksa-koksa tengah dan belakang biasanya mengandung
stilus-stilus. Sebagian dengan eversible vesiclesdekat stili di
abdomen.
Serangga ini
hidup di daerah rumput atau hutan di bawah daun-daunan, di bawah kulit kayu,
batu-batuan, karang dan tempat-tempat yang serupa. Kebanyakan mereka adalah
binatang malam dan matanya bercahaya pada waktu malam bila disinari dengan
lampu. Serangga ini sangat aktif dan meloncat bila diganggu, dengan menggunakan
tungkainya yang bertipe cursorial. Tubuh
ditutupi oleh sisik-sisik yang kadang-kadang membentuk pola-pola yang jelas,
makanannya adalah ganggang, lumut, buah-buahan yang membusuk dan bahan-bahan
yang serupa. Famili dari ordo ini adalah Machilidae dan Meinertellidae.
5. Ordo Diplura
Nama Diplura berasal dari bahasa
Yunani, diplo- yang berarti dua, dan -uros yang berarti ekor.
Panjang tubuh heksapoda ini kira-kira 2-5 mm, meskipun genus Japyx dapat
mencapai panjang tubuh 20 mm.
Diplura mirip Thysanura, tetapi diplura
tidak memiliki filamen ekor bagian median
dan
hanya mempunyai dua filamen atau embelan pada ekornya. Tubuh Diplura biasanya
tidak tertutup dengan sisik, tidak terdapat mata majemuk dan mata tunggal.
Tarsi memiliki satu ruas, dan bagian-bagian mulut terdiri dari mandibula dan
tertarik ke dalam kepala. Terdapat stili pada ruas-ruas abdomen 1-7 atau 2-7. Memiliki
panjang tubuh kurang dari 7 mm, dan biasanya berwarna pucat. Terdapat di
tempat-tempat lembab di dalam tanah, di bawah kulit kayu, di bawah batu-batuan,
pada kayu yang sedang membusuk, dan di tempat-tempat lembab lainnya.
Kebanyakan spesies Diplura adalah pemakan, sekaligus
perombak bahan organik, meskipun beberapa kelompok, misalnya anggota famili
Japygidae, dikategorikan sebagai predator pada Collembola, isopoda, dan
artropoda kecil yang lain.
Diplura (en.wikipedia.org)
Dibagi menjadi 3 famili yaitu:
- Famili Campodeidae_cerci
Lebih dari 1
ruas dan tidak berbentuk catut. Cerci beruas banyak sepanjang antena. Styli
pada abdomen terletak pada ruas ke 2 sampai ke 7. Tidak mempunyai palpus.
Panjang tubuh 4 mm atau lebih.
- Famili Anajapygidae
Mempunyai
sersi yang lebih pendek dari antena, beruas banyak akan tetapi jumlah ruas
lebih sedikit dari anggota Campodeidae. Cerci tidak berbentuk catut. Mempunyai
palpus. Styli pada abdomen terletak pada ruas kesatu sampai ke tujuh.
- Famili Japygidae
Mempunyai
cerci beruas satu dan berbentuk catut.
KESIMPULAN
1.Insecta
berdasarkan ada tidaknya sayap dibagi menjadi dua sub kelas yaitu apterygota merupakan
serangga tidak bersayap berukuran kecil sampai metamorfosis
sederhana (Ametabola) dan pterygota termasuk
serangga yang bersayap.
2.Sub
kelas Apterygota di bagi menjadi beberapa ordo diantaranya : . Ordo Protura,
Ordo Collembola, Ordo Thysanura, Ordo Archeognatha, dan Ordo Diplura.
3.
kelima ordo tersebut terdapat perbedaan yang dapat diamati dengan mengamati
ciri-ciri yang ada. Ciri-cirinya diantaranya adalah:
a.
Ciri ordo Protura diantaranya:
tubuhnya berwarna pucat,tidak mempunyai mata dan antena,bentuk kepala mirip
kerucut,tipe mulut penghisap,dan kaki depan diarahkan kedepan.
b.
Ciri ordo Collembola
diantaranya: tubuh kecil berwarna hitam, memiliki sepasang antena,memiliki
ommatida dapat mencapai 8 pada kepala,tipe mulut menggigit,dan tidak memiliki
mata majemuk.
c.
Ciri ordo Tysanura diantaranya:
merupakan serangga perak,tubuh ditutupi sisik, mata majemuk kecil, ada yang
memiliki mata tunggal tetapi kadang ada juga yang tidak memiliki mata tunggal,
dan tipe mulut mandibulata yang berfungsi untuk menggigit.
d.
Ciri ordo Archeognatha
diantaranya: merupakan serangga perak tetapi lebih silindris,terdapat mata
tunggal,dan mata majemuk besar dan bersinggungan.
e.
Ciri ordo Diplura diantaranya:
tidak memiliki filamen ekor pada bagian median, tubuh tidak tertutup sisik,tidak
terdapat mata majemuk atau mata tunggal,dan warna tubuh pucat.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, M.W. & S.S. Miller. 1998.
Coccinellidae (Coleoptera) in apple orchards of eastern West
Virginia
and the impact f invasion by Harmonia axyridis. Entomological News
109: 13
–
142.
Hadi,Mochmad. 2009. Biologi Isecta Entomologi.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sugir,Nawangsari. 1973. Zoologi Umum.
Erlangga: Jakarta.
No comments:
Post a Comment